SISTEM EKONOMI SYARIAH
KELOMPOK 2
Video materi Ekonomi Sistem Syariah
A. Pengertian Ekonomi Kemakmuran
Membicarakan mengenai kemakmuran ekonomi, tentu yang
pertama kali terlintas dalam benak adalah mengarah kepada segi keuangan atau
kemapanan hidup seseorang. Secara mendasar kemakmuran dilihat dari sudut
pandang ilmu ekonomi memiliki definisi sebagai situasi dimana kebutuhan bisa
terpenuhi. Kebutuhan disini mencakup kebutuhan batin dan kebutuhan lahir, bisa
dari sandang, papan, dan pangan.
Kemudian meluas akan kebutuhan rasa nyaman, percaya, dan kepedulian sesama
untuk saling membantu.
Secara umum kemamkmuran memiliki kriteria sebagai berikut
- Terpenuhinya kebutuhan pokok
(primer), berupa sandang, pangan, dan papan.
- Mampu mnjangkau kebutuhan sekunder
maupun tersier dengan mudah.
- Tidak memiliki tekanan batin,
sehingga pikiran ringan.
- Memiliki orang yang menjadi tempat
kepercayaan.
- Tidak kesulitan mengatur waktu,
tenaga, maupun finansial.
- Tercukupinya kebutuhan diri akan
rekreasi dan menjalankan hobi.
Melihat
kriteria tersebut, tentunya akan langsung mengacu pada kemapanan dari segi
finansial seseorang. Orang dengan keuangan yang melimpah cenderung mampu
mendapatkan apapun yang diingingkan.
Namun pada
kenyataannya, berdasarkan studi diketahui
bahwa orang yang mapan dari segi finansial masih bisa dikatakan belum makmur.
Hal ini terjadi karena adanya beban baru terhadap kondisi sosial seseorang,
bisa karena penyakit, pendamping hidup, maupun orang sekitar yang sulit diberikan
amanah (kepercayaan). Orang yang cenderung mencintai uang seolah hidup hanya
untuk bersenang-senang di dunia, sehingga beberapa orang justru tidak terpenuhi
kebutuhan batin. Seperti kebutuhan kasih dan sayang dari keluarga maupun orang
terdekat lainnya. Hal ini tentunya masih belum bisa dikatakan makmur, apabila
kebutuhan batin tidak mampu terpenuhi.
Berbicara mengenai kemakmuran akan lebih bijak apabila standart kemakmuran tersebut disesuaikan dengan kondisi diri sendiri. Sebab rasa cukup, bahagia, dan perasaan damai lainnya diciptakan oleh diri sendiri bukan oleh orang lain dan lingkungan. Sehingga memiliki filosofi, selalu melihat ke bawah dan jangan melihat ke atas, akan membantu mendapatkan kemakmuran lahir maupun batin. Sebab kebutuhan sandang, pangan, maupun papan tentunya tidak perlu terlalu mewah, dalam kadar secukupnya saja. Semakin besar pasak maka diperlukan tiang yang semakin besar pula, sehingga mengatur pengeluaran dari berapapun pendapatan maka kita sudah makmur secara lahir.
B. Sistem Ekonomi Liberal, Sosialis, dan
Syariah
• Sistem ekonomi liberal
Sistem
ekonomi pasar merupakan sistem ekonomi yang berlandaskan pada kebebasan
individu dan perusahaan dalam menentukan berbagai kegiatan ekonomi, seperti
konsumsi dan produksi. Sistem ekonomi
ini menentukan keseimbangan dengan cara mengandalkan kemampuan pada sistem
harga, yaitu tarik menarik antara permintaan dan penawaran.
Ciri-ciri
sistem ekonomi pasar adalah hak milik pribadi, kebebasan berusaha dan kebebasan
memilih, motif kepentingan diri sendiri, persaingan bebas, harga ditentukan
oleh mekanisme pasar, dan peran pemerintah terbatas.
• Sistem ekonomi sosialis
Sistem
ekonomi komando merupakan sistem ekonomi di mana pemerintah membuat semua
kebijakan menyangkut produksi, distribusi, dan konsumsi. Dalam sistem ini, kontrol pemerintah sangat tinggi, yaitu
mengatur semua aspek kegiatan ekonomi.
Ciri-ciri
sistem ekonomi komando adalah hak individu tidak diakui, harga ditentukan oleh
pemerintah, dan peran pemerintah sangat dominan.
• Sistem Ekonomi Syariah
Ekonomi
syariah merupakan sistem ekonomi yang
mengimplementasikan nilai dan prinsip-prinsip dasar syariah, bersumber pada
ajaran agama islam nilai dan prinsip syariah yang berlaku universal untuk segala aspek kehidupan, termasuk dalam kegiatan
ekonomi dan juga keuangan.
Secara umum, pengertian dari ekonomi syariah ini
adalah sistem ekonomi yang menerapkan ajaran-ajaran Al-Quran dan hadis atau
syariat Islam dalam setiap kegiatannya. Sistem ekonomi syariah ini bersifat universal. Universal
berarti berlaku untuk siapa pun. Karena pada syariah Islam dimana didalamnya
termasuk ekonomi dan juga keuangan syariah diturunkan Allah SWT untuk seluruh
manusia bahkan untuk sekalian alam.
Karakteristik ekonomi syariah merupakan sebuah sistem Islam yang sifatnya universal.
Kegiatan perekonomian ini bersifat pengabdian. Dan kegiatan ekonomi syariah
juga memiliki cita-cita yang luhur.
Sistem ekonomi syariah bukanlah bersifat campuran antara
sistem ekonomi liberal atau kapitalisme dan sistem ekonomi komando atau sosialisme
ataupun berada di tengah-tengah kedua macam sistem ekonomi tersebut, karena
sistem ekonomi syariah ini dilakukan dengan sistem syariah sesuai dengan dasar
nilai-nilai dalam Islam.
C. Prinsip Dasar Ekonomi Syariah
Berbeda dengan prinsip ekonomi secara luas, ekonomi syariah
pun memiliki prinsip tersendiri yang didasarkan pada ajaran agama islam,
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Berbagai
sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT kepada manusia
·
Kerja sama
merupakan penggerak utama dalam ekonomi syariah
· Ekonomi
syariah menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan orang banyak
·
Melarang
segala bentuk riba
·
Ekonomi
syariah menolak suatu akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh beberapa orang
·
Kekayaan
yang sudah memenuhi batas atau nisab harus di bayarkan zakatnya
Komentar
Posting Komentar